06/12/2016

Valuasi Ekonomi Ekosistem Gambut (Tahapan, Kerangka dan Prosedur)


Secara umum, nilai valuasi ekonomi atau kuantifikasi nilai ekonomi fungsi, manfaat dan intensitas dampak kegiatan pada ekosistem gambut akan sangat bermanfaat untuk menentukan apakah ekosistem gambut di suatu lokasi tertentu dapat dimanfaat atau sebaiknya dipertahankan dalam kondisi alaminya. apabila ternyata dimanfaatkan (di ganti fungsi alamnya dengan fungsi buatan manusia), dapat diketahui sejauh mana pemanfaatan tersebut dapat dilaksanakan, sehingga tidak melebihi daya dukung dan bahkan mengurangi fungsi ekologisnya. dengan demikian, konsep pemanfaatan berkelanjutan yang mempertahankan fungsi ekonomi dan ekologis dari ekosistem gambut masih dapat dipertahankan.

Sebelum masuk kepada materi, pertama-tama saya akan menjelaskan apa itu ekosistem atau wilayah gambut. Pada wikipedia dijelaskan bahwa gambut adalah:
Gambut adalah jenis tanah yang terbentuk dari akumulasi sisa-sisa tumbuhan yang setengah membusuk; oleh sebab itu, kandungan bahan organiknya tinggi.
Oleh Kementrian Lingkungan Hidup (2009), Menurut  Driessen (1978) gambut adalah
Tanah yang memiliki kandungan bahan organik lebih dari 65% (Persen) (Berat Kering) dengan ketebalan lebih dari 0,5 meter.
gambut adalah lahan basah yang unik dan memiliki potensi besar untuk mendukung kehidupan manusia. gambut terbentuk dari akumulasi bahan organik di lantai hutan dalam kurun waktu yang sangat lama (hingga 3.000 - 10.000 tahun). secara alami lahan gmabut umumnya selalu jenuh air dan tergenang sepanjang tahun.


Tanah Gambut selalu terbentuk di tempat yang kondisi jenuh air atau tergenang, misalnya cekungan di antara dua sunagi besar. Bila Cekungan tersebut sempit, gambut yang terbentuk biasanya ialah gambut dangkal dengan ketebalan 0,5 hingga 1 meter atau gambut sedang dengan ketebalan 1 - 2 meter. jika jarak horisontal kedua sungai besar cukup jauh, hingga beberapa puluh kilometer maka tanah gambut tersebut bisa membentuk kubah gambut (peat dome) yang cukup besar dan dalam (2 - 3 meter) hingga sangat dalam (> 3 meter). pada bentukan kubah gambut tersebut, semakin ke tengah kubah gambut, maka ketebalan akan semakin bertambah hingga belasan meter (Wahyuno et.al., 2015). ketebalan adalah merupakan salah satu karakteristik unik dari ekosistem gambut yang menuntut adanya pengelolaan khas yang berbeda dengan ekosistem lainnya.

Lahan gambut itu sendiri memiliki banyak sekali fungsi dan manfaat, diantaranya:
  • Pengaturan Hidrologi
  1. Pengaturan Banjir dan arus larian
  2. Pencegah intrusi air asin
  3. Penyimpan Pasokan Air
  • Penyimpan Karbon
  • Habitat Hewan dan Tumbuhan
  • Bentang Alam
  • Sumber Hasil Alam
  • Bahan Baku Energi
  • Dsb,.
Terkait dengan fungsi hidrologisnya, gambut memiliki karakteristik daya penahan air yang sangat tinggi, hingga 300 - 800 persen dari bobotnya. selain itu, gambut juga memiliki daya lepas yang cukup besar. dengan demikian gambut yang sangat berperan penting sebagai penyimpan air pada saat musim hujan dan kemudian menyediakan pasokan air pada musim kemarau.

TAHAPAN VALUASI EKONOMI

Laksmi Dhewanti, Dkk (2009) dalam "Panduan Valuasi Ekosistem Gambut" menjelaskan bahwa Ekosistem gambut di indonesia memiliki nilai ekonomi yang sangat besar . Nilai Ekonomi tersebut dapat dihitung melalui identifikasi fungsi dan manfaat ekosistem gambut, baik secara total maupun parsial sesuai tujuan dilakukannya valuasi ekonomi. Pendekatan perhitungan dilakukan mengikuti tahapan valuasi ekonomi fungsi sumber daya alam dan lingkungan di ekosistem gambut sebagai berikut:

1. Penentuan Tujuan

Tujuan ini akan menentukan ekosistem gambut yang akan dijadikan obyek penghitungan valuasi. kemudian ditetapkan batas-batas kajian baik batas ekosistem maupun batasan yang perlu dimasukan lainnya dan tentu metode valuasi perhitungan akan dilakukan sesuai dengan keperluan misalnya untuk mengetahui Nilai Ekonomi Total (NET), Biaya ganti kerugian, atau akuntansi sumber daya alam ekosistem gambut. Untuk perhitungan Net Silahkan langsung melanjut ke tahapan 3.

2. Penentuan Wilayah Gambut yang akan di valuasi

Tahapan ini penting untuk mengetahui potensial gambut yang dapat divaluasi. selain itu, dalam langkah ini juga dibutuhkan survei guna mengetahui lebih lanjut mengenai gambaran tentang fungsi ekosistem gambut terkait dengan sumber daya ekonomi masyarakat ditempat bersangkutan, terutama untuk mendapatkan gambaran macam manfaat nilai tanpa penggunaanm karena nilai ini sangat spesifik daerah.

3. Identifikasi Wilayah Gambut

3a. Identifikasi Fungsi dan Manfaat Ekosistem Gambut

Guna keperluan valuasi perlu diketahui fungsi dan manfaat yang dapat dibedakan ke dalam fungsi penggunaan ekstraktif (Contoh: Bahan Sumber Energi), Penggunaan Non Ekstraktif (Contoh: Ekowisata), Jasa Lingkungan, Jasa Keanekaragaman Hayati dan Pengaruh Sosial/Budaya. Perlu diidentifikasi juga fungsi dan manfaat SDAL di atas gambut dengan merujuk valuasi ekosistem terkait. Kemudian Perlu dikelompokan masing-masing fungsi dan manfaat gambut yang akan ditunjukan pada bagian "Kerangka Prosedur Valuasi Ekonomi Gambut"

3b. Identifikasi Permasalahan, Jenis, Klasifikasi dan Sebaran SDAL Ekosistem Gambut.

Tahapan ini diarahkan untuk mengetahui secara pasti gambaran cara menghitung kerusakan / pencemaran dan akuntansi SDAL di ekosistem gambut.

4. Penentuan Metode Valuasi

Penentuan metode valuasi akan dipengaruhi oleh ketersediaan harga pasar karena metode yang paling mudah adalah metode yang tersedia harga pasarnya. namun apabila tidak tersedia harga pasarnya maka beberapa metode lainnya dapat digunakan, antara lain metode biaya pengganti. matriks identifikasi dan lainnya.

5. Data Kuantifikasi Fungsi Ekosistem Gambut

Untuk keperluan valuasi, diperlukan data kuntitatif fungsi ekosistem gambut, sehingga dapat diketahui kuantitas seluruh NET atau volume penambahan atau pengurangan sumber daya alam dan lingkungan ataupun luas pencemaran/kerusakan di ekosistem gambut yang terjadi pada suatu kurun waktu tertentu.

Dibutuhkan juga data diskonto yang akan dipakai, dan kurun waktu pemulihan pencemaran/kerusakan untuk menghitung nilai kerusakan/pencemarannya. untuk memperoleh semua data tersebut dengan lebih akurat dapat digunakan teknik analisis spasial (penginderaan jauh dan sistem informasi geografis). tingkat ketelitian data yang dibutuhkan tergantung pada tujuan valuasi ekonomi.

6. Perhitungan Nilai ekonomi (Valuasi) Moneter

Pada Tahap ini dilakukan valuasi masing-masing fungsi dan manfaat SDAL yang bersangkutan. hasil dari tahap ini merupakan perhitungan keseluruhan nilai fungsi (NET) atau nilai kerusakan, atau akuntansi SDAL di ekosistem gambut sesuai dengan hasil identifikasi isu/tujuan perhitungannya.

7. Analisis

Dalam tahap ini dilakukan kajian terhadap nilai yang didapat dari valuasi ekonomi ekosistem gambut, yang selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan. Sebagai Hasil kajian, sebaiknya dijabarkan juga implikasi/makna dari suatu nilai proksi yang telah dihitung.

KERANGKA PROSEDUR VALUASI EKONOMI EKOSISTEM GAMBUT

Laksmi Dhewanti, Dkk (2009) dalam "Panduan Valuasi Ekosistem Gambut" menjelaskan bahwa Lahan gambut memiliki peranan hidrologis yang penting bagi suatu wilayah, karena secara alami dapat berfungsi sebagai tempat penyimpan cadangan air dengan kapasitas yang sangat besar, dengan demikian gambut dapat mengatur debit air pada musim kemarau dan musim hujan. secara ekologis, ekosistem gambut tempat pengembangan ikan yang ideal, selain itu juga menjadi habitat bagi berbagai jenis tumbuhan dan satwa liar, termasuk jenis-jenis endemik dan dilindungi. perlu dicatat, bahwa pemanfaatan lahan di atas gambut (above ground) adalah suatu pilihan. pilihan tersebut akan dapat menghilangkan fungsi ekosistem gambut untuk pemanfaatan lainnya. jadi dalam valuasi ekonomi ekosistem gambut sangat tergantung pada ekosistem ini sendiri. selanjutnya, valuasi ekosistem gambut juga perlu dirujuk dengan valuasi ekosistem lainnya yang terkait dengan pemanfaatan above ground yang dipilih, misalnya ekosistem hutan.

sebagai tambahan, berikut beberapa data terkait materi ini yang saya tulis ulang sesuai dengan sumber artikel ini untuk kemudian dipelajari;
Sebagian besar artikel ini adalah ringkasan dari sumber dibawah, silahkan menghubungi penulis sebenarnya untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.

Sumber:

Wikipedia.org
Dhewanti, Laksmi., Dkk. 2009. "Panduan Valuasi Ekosistem gambut". Kementrian Lingkungan Hidup; Jakarta

No comments:

Post a Comment