Mungkin anda akan bertanya-tanya mengenai judul yang saya angkat ini. Koq PDRB ada dua macam sih, jangan-jangan ini permainan pemerintah lagi buat colong sana-sini. saya harap anda menghilangkan jauh-jauh pemikiran negatif itu.
Pertama-tama saya akan menjelaskan mengenai PDRB Konvensional itu. PDRB Konvensional adalah PDRB yang sudah lama kita gunakan sebagai tolak ukur kinerja perekonomian secara agregat. tidak hanya indonesia saja, namun seluruh dunia juga sudah ikut menggunakan alat ukur ini untuk mengukur kinerja perekonomian negara mereka. pada dasarnya untuk menghitung PDRB itu sendiri cara yang digunakan ialah mengurangkan Nilai Produksi dengan Nilai Bahan. Hal tersebut dilakukan terhadap setiap sektor yang berkontribusi pada perekonomian Indonesia. Untuk bentuknya seperti apa, silahkan bisa melihatnya di web milik Badan Pusat Statistik.
Lalu mari kita studi permasalahan pada PDRB Konvensional. sebelum itu silahkan anda membaca artikel yang akan saya sajikan berikut ini, agar sedikit mengeti permasalahn yang timbul:
Dijelaskan oleh M Suparmoko (2012) bahwa dalam kegiatan ekonomi apapun, pasti akan membutuhkan sumber daya alam dan tidak hanya akan mengeluarkan output bernilai tambah (+) namun juga output bernilai mengurangi (-). Pada PDRB Konvensional Output bernilai mengurangi tidaklah dimasukan kedalam komponen perhitungannya, padahal terjadi deplesi dan degradasi pada sumber daya alam milik kita. artinya pada PDRB konvensional semua sumber daya alam yang ada dianggap tidak ada sama sekali.
PDRB hijau memperbaiki kekurangan yang ada pada PDRB konvensional. cara perhitungannya hampir sama dengan PDRB Konvensional, yang membuatnya berbeda ialah setelahnya hasil perhitungan pertama akan dikurangi dengan sumber daya alam yang terdeplesi dan setelahnya dikurangi yang ter-degradasi. dan jadilah PDRB Hijau. secara mudah dapat dituliskan seperti ini:
PDRB Konvensional - Deplesi - Degradasi = PDRB Hijau
Dalam pelaporannya PDRB hijau tidaklah bisa berdiri sendiri, artinya proses terjadinya harus dijabarkan secara pertahap. berikut ialah teman-teman si hijau yang harus disajikan secara bersamaan dalam satu laporan:
- PDRB Konvensional
- PDRB Konvensional - Deplesi / PDRB Semi-Hijau
- PDRB Hijau
Gunanya adalah untuk mengetahui seberapa besar kehilangan dan kerusakan sumber daya yang dialami dari kegiatan ekonomi tersebut. semestinya dengan data-data ini pemerintah bisa lebih berhati-hati dengan mengelola kegiatan ekonomi di wilayahnya. sehingga tidak hanya meninggalkan ampas bekas kejayaan di masa yang akan datang.
satu hal lagi PDRB Hijau bukanlah pengganti dari PDRB Konvensional melainkan ialah suatu pengembangan dari PDRB Konvensional tersebut. sehingga dapat lebih aplikatif dan lebih menggambarkan kinerja perekonomian yang sebenarnya.
Sumber:
Suparmoko, M. 2012. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan - Suatu Pendekatan Teoritis. BPFE - Yogyakarta: Yogyakarta
No comments:
Post a Comment